Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

MALAM...

Written By Rudianto on Rabu, 10 Agustus 2011 | 16.26

Ramadhan pergi dan Ramadhan datang
setahun sekali dengan segala kemuliaannya
sepanjang usia dunia. Tidak diri ketahui apakah
bila telah pergi masih akan jumpa dengan
Ramadhan yang akan datang atau tidak. Malam-
malam tarawih, kenikmatan berbuka puasa
bersama dan kemuliaan Lailatul Qadr dan rahasia
kemuliaan Ramadhan membekas di hari-hari
setelah Ramadhan.

Dari Salamah (Istri Rasul saw) Ra: Sungguh
Nabi SAW terbangun disuatu malam, dan berkata:
Subhanallah....!, betapa malam ini diturunkan dari
cobaan, betapa banyak malam ini diturunkan
anugerah-anugerah, siapakah yang membantuku
untuk membangunkan semua keluargaku, Wahai
...!, barangkali orang yang mempunyai sandang
di dunia, tidak mempunyai sandang di akhirat”
(Shahih Bukhari)

Kemuliaannya tidak sirna, pahala-pahalanya
tidak sirna, dan tarbiyah ruhiyah jasadiyah
(didikan pada ruh dan jasad) yang ada pada bulan
Ramadhan akan berlanjut di hari-hari lainnya jika
diri menjaganya, mudah melakukan puasa sunnah
karena sudah terbiasa puasa sebulan, terbiasa
qiyamullail untuk shalat tahajjud karena sudah
terbiasa bangun sahur .

Demikian indahnya Allah, Allah Maha Tahu
bahwa orang-orang banyak sulit untuk bangun
tahajjud karena sibuknya dalam pekerjaan sehari-
harinya, maka Allah jadikan puasa Ramadhan ada
waktu untuk makan sahur, agar nanti setelah
Ramadhan lebih mudah sampai pada kemuliaan
tahajjud, ruku’ dan sujud berduaan dengan Al-
lah SWT semata, mensucikan mengagungkan
namaNya.

Allah SWT telah memberitahukan dalam
hadits qudsi riwayat Imam Bukhari dan Muslim,
Bahwa Allah SWT menyeru di sepertiga malam
terakhir pada hamba-hambaNya, “Barangsiapa
yang memohon pengampunan Ku maafkan,
barangsiapa yang bertaubat Ku terima
taubatnya “ seruan itu memanggil semua yang
mau bertamu kepada Allah di sepertiga malam
terakhir.

Namun tidaklah para pencinta Allah yang
bangun malam untuk shalat tahajjud,
meninggalkan kasurnya, ranjangnya dan
istirahatnya untuk Sang Maha yang paling berhak
dicintai, terkecuali orang yang dicintai Allah.
Malam-malam agung Ramadhan datang
sekejap dan akan segera pergi kembali, tapi
malam-malam di sisa usia masih menanti setiap
malam untuk bersama Allah sebelum waktu subuh.
Dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul SAW tidak
pernah meninggalkan shalat witir sepanjang usia
beliau baik beliau sedang di rumahnya atau
sedang safar (dalam perjalanan), bahkan beliau
melakukan shalat witir di atas tunggangannya.
Ketika Rasul SAW sakit beliau melakukan
shalat witir sambil duduk, tidak meninggalkan
shalat witir sepanjang usianya. Semoga Allah
SWT memuliakan kita dengan kemuliaan shalat
witir.

Rasul SAW berkata dengan kagetnya :
“Subhanallah, sungguh malam ini diturunkan
fitnah ataupun musibah yang akan terjadi, dan
malam ini diturunkan pula sedemikian banyak
anugerah-anugerah “, fitnah berarti satu atau
ada musibah yang akan terjadi suatu hari pada
diri, mungkin.
“Tapi sedemikian banyak yang diturunkan
dari anugerah-anugerah”, kemudian Rasul SAW
berkata :
“Siapa yang bisa bangunkan semua kerabat
keluarga, para tetangga dibangunkan untuk
shalat malam itu”.
“Betapa banyak orang-orang yang
mempunyai sandang pangan di dunia, namun di
akhirat tidak mempunyai sandang pangan apa-
apa”.
Di setiap malam sebelum terbitnya fajar
atau sebelum adzan subuh, di saat itu Allah sudah
menentukan kejadian-kejadian yang akan terjadi
di hari esok, mana musibah yang akan terjadi
mana musibah yang tidak jadi terjadi, mana
musibah yang akan dikurangi mana musibah yang
akan di tambahi.
Bahwa setiap musibah itu menghapus dosa,
Allah melihat hamba-hambaNya, ini musibahnya
ini, ini musibahnya ini, dan demikian pula di malam
itu kata Rasul SAW di dalam setiap sepertiga
malam terakhir itu sedemikian banyak anugerah
yang diturunkan, yang ini doanya dikabulkan,
yang ini hajatnya diberi, yang ini permintaannya
yang sudah tertunda sehari, sebulan, setahun
yang lalu diberi, yang ini tanpa berdoa diberi,
yang ini dipermudah, yang ini diampuni, lebih
banyak anugerah yang diturunkan oleh Allah
daripada musibah.
Kehidupan ini sepanjang lahir hingga wafat
kenikmatan tidak pernah putus. Kenikmatan
m e n d e n g a r, b a ra n g k a l i t i b a - t i b a s a k i t
pendengaran tapi kenikmatan melihat terus,
barangkali ia sakit tidak bisa melihat, tapi
kenikmatan lainnya akan berjalan selalu, demikian
kenikmatan bergerak, karena sakit jika tidak bisa
bergerak, tapi tetap kenikmatan iman tidak di
cabut darinya.
Dia non muslim jauh dari kelembutan Allah
Yang Abadi tapi tetap tidak Allah tutup
kemungkinan dia masuk ke dalam Islam dan
mendapat keluhuran yang abadi. Kenikmatan
terus berlanjut dan tiada akan pernah terhenti.
Dan Rasul SAW bersabda tiada yang lebih
sabar dari Allah, didustakan dan difitnah namun
Allah SWT tetap memberikan rezeki, (shahih
Bukhari) didustakan dikatakan mempunyai anak,
dikatakan banyak tuhan-tuhan yang lain, Allah
didustakan dan difitnah tapi Allah tetap memberi,
inilah Allah SWT Yang Maha Penyabar.
Beruntung yang memahami betapa
indahnya Allah, dan betapa ruginya yang selalu
menghindar dari Sang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Maka dalam setiap malam itu, Rasul
SAW ingin membangunkan orang untuk shalat
tahajjud supaya tidak terjadi hal-hal yang buruk
di hari esok, karena ia bangun di saat itu dengan
doa dan munajat, Allah akan jauhkan dari
musibah karena saat-saat sepertiga malam itu
Allah sedang menentukan anugerah-
anugerah yang akan diturunkan, mungkin
kenikmatan hari esok yang sudah ditentukan
untukmu dikalikan dan diperbesar, mungkin
musibah hari esok yang akan terjadi disingkirkan
oleh Allah dan digantikan yang lebih kecil atau
digantikan dengan kebahagiaan, itulah Sang Maha
Pengatur yang selalu mengatur dengan
kelembutannya.
“dan setiap hari Allah itu selalu mengatur
dan mengatur”. (QS. Arrahman:29)

0 komentar:

Posting Komentar