Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

TOPENG

Written By Rudianto on Sabtu, 14 April 2012 | 11.35


Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Bayyinah ayat 7 :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-balk makhluk."

Dan hal ini ditegaskan-Nya kembali dalam surat Al-Hijr ayat 88 : "Berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman."
Jadi jelaslah, bahwa manusia itu seharusnya dinilai dari jiwanya. Semakin taqwa, maka semakin tinggi kualitasnya. Hal ini sejalan pula dengan sabda Nabi kita yang mulia, "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Ia melihat kepada hati dan amalmu."

Walaupun kita setuju, bahwa sebaik-baik manusia itu adalah yang paling bertaqwa, tetapi kenyataannya, dalam kehidupan nyata hal ini nampaknya tidak berlaku. Pernahkah kita memperhatikan benda apa yang dapat melebihi keutamaan dari jiwa manusia? Mungkin tak terbayangkan sebelumnya, kalau benda yang dimaksud itu adalah baju! Ya, begitulah kenyataannya. Manusia ternyata dinilai oleh kebanyakan orang, bukan dari kedalaman atau kebesaran jiwa yang dimilikinya, tetapi semata-mata hanya dari baju apa yang melekat di badannya. Oleh karena itu kita lihat, bajingan berdasi, jauh lebih dihormati ketimbang santri saleh yang hanya memakai peci dan kain sarung!

Mungkin karena itulah sebabnya, orang lebih suka memperindah bajunya daripada mempercantik jiwanya. Masalahnya adalah, apakah kita harus larut juga dalam sistem nilai seperti ini? Mengapa kita tidak belajar menghargai wajah yang berada di balik topeng, bukankah kita selalu menyukai barang-barang yang orisinil?

Seorang bijak yang bernama Lukman Al-Hakim memberi nasihat kepada anaknya :
“Wahai anakku, janganlah engkau meremehkan seseorang yang berbaju
usang, karena Tuhanmu dan Tuhan nya adalah satu. Janganlah engkau
agungkan seseorang karena baju atau pangkatnya, sebab baju atau pangkat
itu bukanlah merupakan zat dan sifat seseorang."

Allah pun berfirman dalam surat Al-Bagarah ayat 212 :
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat.

Sahabat yang budiman, khalifah Allah yang berbahagia, mudah-mudahan apa yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang telah saya kutip tadi, mampu mengingatkan kita kembali, bahwa memang baik menjadi orang penting, tetapi jauh lebih penting lagi bila kita menjadi orang baik.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan perenungan ini dapat menghantarkan kita menjadi orang yang tidak mudah terpesona dengan baju, tetapi menjadi orang yang hanya terpesona dengan keindahan wajah yang berada di balik topeng.
Kurang lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan.

0 komentar:

Posting Komentar