Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Al Mujahir

Written By Rudianto on Sabtu, 25 Agustus 2012 | 06.35

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah – shallallahu
‘alayhi wa sallam – bersabda: “Setiap ummatku dimaafkan, kecuali al mujahirin. Dan
sesungguhnya termasuk al mujaharah adalah seorang yang bermaksiat pada malam
hari kemudian pada pagi harinya – padahal Allah telah menutupinya – ia berkata :
“Wahai fulan, aku telah melakukan hal ini dan hal itu.” Allah telah menutup (aib)nya
pada malam hari dan ia membukanya pada pagi harinya”. (Shahih Al Bukhari no.
6069)

Setiap umat Islam pasti akan mendapat ampunan Allah ta’ala, kecuali Al Mujahir.
Setiap orang pasti melakukan kemaksiatan dan orang yang paling buruk di
antara mereka (ahli maksiat) adalah para al mujahir, yaitu : mereka yang
memperlihatkan maksiat dan keburukan mereka di depan orang lain, atau mereka
yang sekedar menceritakan kemaksiatan atau aib yang telah mereka lakukan kepada
orang lain tanpa sebab yang disyari’atkan (sekedar menceritakan).
Menutupi aib diri sendiri bukanlah kemunafikan bahkan hal tersebut diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya.

Pentingnya rasa malu dalam diri seorang muslim, dan di antara ciri seorang
muslim yang masih memiliki rasa malu adalah : tidak menceritakan aib diri sendiri atau
bahkan memperlihatkan kemaksiatan di hadapan orang lain.

Sebaik-baik orang yang bermaksiat adalah orang yang bertaubat, dan jika diri
masih terlalu lemah dan seringkali kalah oleh hawa nafsu, maka minimal bermaksiat
tidak di hadapan orang lain dan menyembunyikan aib serta kemaksitan yang telah
dilakukan tersebut, lalu kembali bertaubat atasnya, berusaha memperbaikinya, dan
berdoa agar Allah senantiasa menutupi aurat dan aib-aib yang ada.
Menceritakan aib diri sendiri merupakan perbuatan yang dicela, apalagi
menceritakan aib orang lain (saudara se islam), dan ini telah dijelaskan dalam banyak
ayat dan hadits

0 komentar:

Posting Komentar