Saudariku….
Katanya, kau begitu trenyuh menyaksikan betapa saudari muslimah kita dan anak anaknya sangat sul it mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup.
Tapi, mengapa setiap hari dua bahkan tiga menu terhidang dimeja makan?
Dalam beberapa pertemuan, minuman dan makanan yang disajikan tak kau jaga.Sisanya terinjak, terbuang sia sia, dan kau tak perduli.
Walimah digelar dengan berbagai jamuan, bukan mereka yang sangat jarang mendapatkan santapan lezat , yang kau undang tapi...orang orang kaya ternama justru hadir dengan senyum renyah ceria mengambil hidangan dan membiarkannya
tersisa dipiring piring mereka.
Betulkah
kau perduli ? Hati bening ....katakanlah...dengan
jujur.
Saudariku….
Kau bilang, kau tak sanggup menyaksikan saudari muslimah kita dan anak anaknya berbaju kumal, lusuh tak terurus.
Tapi,mengapa setiap lebaran tiba, setumpuk baju yang sudah kau koleksi hanya dalam beberapa pekan tak mencukupi keinginanmu untuk membeli yang baru. Yang lebih "in" dan berkelas dengan berbagai bordir
dan sulam pitanya. Setiap model terbaru kau tak ingin ketinggalan. Berapa dana yang harus dihabiskan hanya karena baju baju di ruang lemarimu sudah ada disana beberapa lama.
Benarkah kau perduli? Dengarkanlah bisikan hatimu yang terdalam....hai hati bening jujurlah
Saudariku…
Air matamu menitik, ketika kau melihat betapa saudari muslimah kita dan anak anaknya kehilangan tempatnya berteduh. Mereka berjalan tanpa tujuan. Melangkah tanpa arah.
Tapi, kau bangun rumah dengan megah, kau isi dengan barang barang mewah.Apapun alasan yang kau katakan untuk membenarkan yang kau lakukan. Lakukanlah tapi hati ben ing, cobalah mengungkapnyadenganjujur.., apa sebenarnya yang ingin kita raih?
0 komentar:
Posting Komentar